“SEMINAR”
Penyuluhan
Bahaya HIV AIDS Bagi para remaja “AKU TAHU DAN AKU PEDULI”
Tempat : Auditorium STP
Trisakti Jakarta
Seminar ini
merupakan seminar penyuluhan tentang Bahaya penularan HIV AIDS yang dilakukan
oleh mahasiwa/i STP Trisakti semester 8 sebagai tugas akhir.Acara tersebut dimulai pada pukul 08.30 s/d 11.30.
Tema yang di
sajikan sangat menarik mengingat bahwa sekarang banyak orang yang kurang peduli
akan orang-orang di sekitar kita yang mungkin terinveksi HIV AIDS. Pada seminar
ini di bahas mengenai bahaya sex bebas dan juga cara menyikapi ODA atau orang
yang sedang mengidap penyakit AIDS.
Acara ini di buka
langsung oleh ketua STP Trisakti Bapak joko sudibyo, kemudian di lanjutkan
dengan beberapa presentasi dan tanya jawab dari berbagai narasumber dan
pembicara.
Pembicara yang
mengisi acara yang bertakjubkan “AKU TAHU DAN AKU PEDULI” ini antara lain :
- Kak Cahyo dari Yayasan KAPETA
- Kak Ari dari Yayasan KAPETA
- Liviana seorang Psikolog dan Dosen Universitas Indonesia
- Bella (“ODA”) Narasumber
Adapun materi yang di sampaikan dalam seminar tersebut :
- Perkenalan Program dari Yayasan KAPETA melalui situs Mautau.com
- penjelasan mengenai bahaya HIV AIDS serta cara-cara penularannya dan bagaimana cara mencegahnya.
- penyuluhan dari psikolog yaitu ibu liviana mengenai bagaimana cara kita menyikapi para pendrerita HIV AIDS, dukungan apasaja yang harus di berikan.
- Tanya jawab dengan Narasumber.
Acara pertama di buka dengan memperkenalkan apasih yang di lakukan di yayasan KAPETA untuk membantu para penderita HIV AIDS atau orang-orang yang ingin memeriksakan dirinya apakah positif atau tidak.Yayasan ini juga mempunyai situs internet yang bisa di akses kapan saja dan dimana saja.
Program VCT
Online mautau.com dirancang untuk meredam dampak stigma yang melekat pada
penyakit HIV-AIDS dan mendukung program pemerintah yaitu menahan laju epidemi
HIV-AIDS dengan memungkinkan para klien untuk memeriksakan status HIV dirinya
tanpa harus mengungkapkan identitasnya. Melalui sistim ini, konseling dalam
rangka tes HIV (yang dikenal dengan istilah VCT - Voluntary Counseling and
Testing) dapat dilakukan secara online melalui chatting tertutup dengan
Konselor mautau.com yang telah mendapatkan sertifikasi dari Depkes.
Seperti kita ketahui, dengan
berkembangnya waktu, tak seorangpun kini aman dari HIV-AIDS. Penyakit yang
belum ada obatnya itu bukan hanya mengancam kelompok-kelompok yang disebut
berperilaku "berisiko" tetapi kita semua. Maka alangkah baiknya jika
kita masing-masing mengetahui status HIV kita sendiri dan pasangan, sehingga
kita turut berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan penangggulangan HIV-AIDS
di Indonesia, dengan harapan tidak terjadi "ledakan" di kemudian
hari.
Sesi kedua, yaitu menjelaskan mengenai bahaya dari HIV AIDS.
HIV adalah
singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sebuah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS singkatan dari Acquired
Immuno Deficiency Syndrome. AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang
sistem kekebalan tubuh kita selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih. Sistem
kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau lebih penyakit dapat timbul.
Karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tadi, beberapa penyakit bisa menjadi
lebih parah daripada biasanya.
HIV terdapat dalam sebagian cairan tubuh, yaitu:
1.
Darah
2.
Air mani
3.
Cairan vagina
4.
Air susu ibu (ASI)
HIV menular melalui:
1.
Bersenggama yang membiarkan darah, air mani, atau cairan vagina
dari orang HIV-positif masuk ke aliran darah orang yang belum terinfeksi (yaitu
senggama yang dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur; juga melalui
mulut, walau dengan kemungkinan kecil).
2.
Memakai jarum suntik yang bekas pakai orang lain, dan yang
mengandung darah yang terinfeksi HIV.
3.
Menerima transfusi darah yang terinfeksi HIV.
4.
Dari ibu HIV-positif ke bayi dalam kandungan, waktu melahirkan,
dan jika menyusui sendiri.
Biasakan mempunyai sikat gigi dan pisau
cukur sendiri, karena selain untuk kebersihan pribadi, jika terdapat darah akan
ada risiko penularan dengan virus lain yang diangkut aliran darah (seperti
hepatitis), bukan hanya HIV.
HIV tidak menular melalui:
1.
Bersalaman, berpelukan
2.
Berciuman
3.
Batuk, bersin
4.
Memakai peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar
mandi, WC, kamar tidur, dll.
5.
Gigitan nyamuk
6.
Bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama
7.
Memakai fasilitas umum misalnya kolam renang, WC umum, sauna, dll.
HIV tidak dapat menular melalui udara.
Virus ini juga cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini dapat dibunuh
jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach)
seperti Bayclinatau Chlorox, atau dengan sabun dan air.
HIV tidak dapat diserap IV oleh kulit yang tidak luka.
Gejala atau Tahapan-tahapan HIV Menjadi AIDS
Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
1.
Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa
nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya
hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan
sendirinya.
2.
Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah
ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung
bertahun-tahun (5-7) tahun.
3.
Tahap ARC (AIDS Related
Complex),muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah
istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan
atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam, penurunan berat badan lebih
dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran
kelenjar secara lebih luas, diare (mencret) berkala atau terus-menerus dalam
waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak napas lebih dari satu bulan,
kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan pendarahan
yang tak jelas sebabnya.
4.
Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain)
karena kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik.
Disamping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.
5.
Tahap gangguan otak
(susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat
mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang
terjadi berupa demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan
psikotik, depresi, dan gangguan saraf lainnya.
Orang Yang Beresiko Tertular Virus HIV/AIDS
Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk tertular Virus HIV/AIDS. Namun ada
beberapa orang yang beresiko tinggi tertular virus
HIV/AIDS, yakni:
1.
Mereka yang melakukan hubungan seksual
dengan orang yang terkena HIV/AIDS tanpa menggunakan pengaman (kondom-red).
2.
Orang yang berhubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan yang beresiko tinggi seperti pelacur dan homoseksual.
3.
Orang yang mendapat tansfusi darah yang
tercemar virus HIV.
4.
Penggunaan alat suntik secara
bergantian tanpa melalui proses sterilisasi.
5.
Anak yang lahir dari ibu yang mengidap
virus HIV.
6.
Orang yang karena pekerjaannya sering
berhubungan dengan penderita HIV/AIDS seperti dokter, perawat, petugas
transfusi darah, bidan, dan sebagainya. Aktivitas tersebut akan menjadi pintu
masuk bagi virus HIV/AIDS
Sesi selanjutnya mengenai psikologis, yaitu cara kita menyikapi orang-orang yang terinveksi HIV AIDS
sumber dari dukungan
sosial ini adalah orang lain yang akan berinteraksi dengan individu sehingga
individu tersebut dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis. Orang
lain ini terdiri dari pasangan hidup, orang tua, saudara, anak, kerabat, teman,
rekan kerja, staf medis serta anggota dalam kelompok kemasyarakatan.
Bentuk Dukungan
Adapun bentuk dukungan tersebut terbagi menjadi 5 . Yaitu :
1. Dukungan
instrumental (tangible assisstance)
Bentuk dukungan ini
merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti
pinjaman uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini
dapat mengurangi stress karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya
yang berhubungan dengan materi. Dukungan instumental sangat diperlukan terutama
dalam mengatasi masalah dengan lebih mudah.
2. Dukungan
informasional
Bentuk dukungan ini
melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan
kondisi individu, Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk
mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.
3. Dukungan
emosional
Bentuk dukungan ini
membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai
oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan
lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap
tidak dapat dikontrol.
4. Dukungan
pada harga diri
Bentuk dukungan ini
berupa penghargaan positif pada individu, pemberian semangat, persetujuan pada
pendapat induividu, perbandingan yang positif dengan individu lain. Bentuk
dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.
5. Dukungan
dari kelompok sosial
Bentuk dukungan ini
akan membuat individu merasa anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan
minat dan aktifitas sosial dengannya. Dengan begitu individu akan merasa
memiliki teman senasib.
Dampak Dukungan
Sosial
Bagaimana dukungan
sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada individu dapat
dilihat dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari
stress. Lieberman (1992) mengemukakan bahwa secara teoritis dukungan sosial
dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan
stress. Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat
memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut dan oleh
karena itu akan mengurangi potensi munculnya stress.
Dukungan sosial juga
dapat mengubah hubungan anatara respon individu pada kejadian yang dapat
menimbulkan stres dan stres itu sendiri, mempengaruhi strategi untuk mengatasi
stres dan dengan begitu memodifikasi hubungan antara kejadian yang menimbulkan
stres mengganggu kepercayaan diri, dukungan sosial dapat memodifikasi efek itu.
Khususnya bagi ODA maka dukungan moril yang di butuhkan adalah keluarga, dimana keluarga merupakan orang yang paling terdekat, terus beri dukungan moril berupa kasih sayang, jangan membedakan antara orang normal dengan penderita ODA.
1 komentar:
Nilai 85....exellent.
Posting Komentar